Biografi Hua Tuo – Melakukan Pembedahan Dengan Pembiusan Menggunakan Teh

Hua Tuo, atau Huato adalah seorang ilmuwan dan dokter Cina yang hidup pada tahun 220-265 M. Ia merupakan tabib Cina pertama yang menciptakan operasi (pembedahan) di bawah pembiusan melalui menggunaan teh hallucinegic yang disebut Ma Fei Shan (ganja bubuk men­didih). Ia melakukan operasi ini sekitar 1600 tahun sebelum praktiknya diadopsi oleh para ilmuwan Eropa. Dengan cara ini, ia mampu melaku­kan operasi pada tengkorak dan usus.

Pada suatu hari, ketika Hua Tuo memetik ramuan obat di gunung, tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang penebang kayu yang tubuhnya luka parah. Dan, terlihat penebang kayu itu merobek beberapa lembar daun, dihancurkan, lalu ditempelkan di atas lukanya.

Hua Tuo sangat gembira setelah melihatnya, lalu segera minta penjelasan kepada penebang kayu. Ternyata, daun itu adalah daun Manto Luo. Kemudian, melalui penelitian dan pembuatan berulang-ulang, akhirnya Hua Tuo berhasil membuat ramuan yang terkenal sepanjang masa, yaitu Ma Fei Shan.

Pasien bedah pertama yang dibius oleh Hua Tuo adalah seseorang yang bernama Guan Gong. Guan Gong menderita luka di lengan kanan karena tertancap panah beracun di kota Fan. Sebagai dokter bedah yang paling terkenal sewaktu itu, Hua Tuo menggunakan pisau tajam untuk memotong kulit, mengikis tulang, lalu mengobati racun tanpa membuat si pasien merasa kesakitan.

Hal tersebut membuat para perwira dan prajurit yang menyaksikan proses pembedahan itu secara langsung mengaguminya. Sebenarnya, sebelum Hua Tuo melakukan pembedahan, ia telah menaburkan semacam obat mati rasa di tempat luka Guan Gong, yang bernama Ma Fei Shan.

Sebelum Hua Tuo menemukan ramuan itu, ketika orang-orang pada zaman dahulu terluka dan perlu dibedah, konon, tangan dan kaki mereka harus diikat, dipukul dengan kayu, ataupun menerapkan cara lainnya agar mereka pingsan, kemudian diadakan pembedahan.

Pada waktu itu, Hua Tuo dengan seribu satu daya berusaha menemukan ramuan obat yang dapat digunakan sebagai anestesi (mati rasa) untuk mengurangi penderitaan pasien.